Jadwal Buka : Setiap Hari Pagi: 06.00 - 13.00, Siang: 14.00 - 20.00

0263 513513

ARTIKEL

Beranda / Artikel

Mau ke Psikolog tapi apa perlu?

Peningkatan Kesadaran Kesehatan Mental di Kal - 13 Mar 2025 Oleh Diaz

1.440 Kali Dibaca

Seringkali hal ini yang pertama kali disampaikan oleh klien saat menyampaikan kesannya di ruang konseling. Merasa penuh dan kesulitan menghadapi masalahnya namun bahkan untuk datang pun masih ragu. Mengapa ke psikolog menjadi hal yang tabu? 

Beberapa orang masih menganggap ke psikolog artinya gila, atau jadi ketahuan kalau “gitu aja kok ga bisa jalanin” atau juga karena kehidupannya tampak oleh orang lain baik-baik saja tiba-tiba terlihat keluar dari ruang konsultasi, sehingga merasa malu untuk datang.

Selain itu, pertimbangan seperti “ke psikolog itu mahal udah curhat aja ke temen” menjadi hal yang meragukan seseorang mengakses tenaga profesional.

Pertanyaannya, apakah hasilnya selalu efektif? Adakah juga rasa malu karena merasa mengumbar aib, merasa dihakimi, atau justru dibela karena kedekatannya dengan kita. Yang kemudian menjadi subjektif untuk melihat permasalahan yang dihadapi. Padahal bisa jadi ada blind spot yang perlu dilihat, yang ternyata menjadi penghambat efektifnya respon seseorang dalam menghadapi masalah.

 

Atau sekalipun mereka cukup berani untuk datang dan mengeluarkan biaya, klien masih memproses apakah masalahnya sudah cukup berat sehingga harus meminta bantuan. Kebanyakan mereka tidak mampu mengukur batas toleransi butuh atau tidaknya konsultasi ke psikolog.

Pertimbangan tersebut adalah hal yang lumrah, karena masalah mental sifatnya abstrak. Sulit untuk mengukur seberapa parah atau seberapa perlu mengakses bantuan. Tidak seperti keluhan medis yang tampak jelas lukanya, nyerinya, parahnya, keterbatasan fisiknya

Bahkan untuk seseorang yang tahu harus bagaimana, masih belum bisa merasa lega kan kalau ditangani sendiri? Tindakan anda dirasa belum membuat nyaman, sampai situasi dan kondisi ini membuat anda tidak produktif, bahkan cukup menarik diri dari situasi sosial, Itulah saatnya anda perlu konsultasi dengan Psikolog. 

 

Ada kalanya penyakit fisik juga terasa seketika bersamaan dengan masalah yang anda hadapi. Itulah yang disebut psikosomatis, dimana terjadi masalah kesehatan fisik yang disebabkan oleh kondisi psikis? Apakah hal tersebut bisa terjadi? Sangat mungkin. Oleh karena itu, penanganan medis dan psikologis berjalan beriringan. Jika masalah psikologis belum tertangani, potensi kekambuhan masalah fisik semakin besar. 

 

Di ruang konseling kita harus gimana sih?

Bagi seseorang yang sudah terfikir membutuhkan bantuan, namun pemikiran tersebut bisa muncul untuk mereka yang sama sekali belum pernah menggunakan layanan psikologi.

Tugas anda adalah, “dateng dulu aja…”

Karena psikolog akan memulainya dengan bertanya, dan pertanyaan yang diajukan akan sesuai dengan kebutuhan anda. Mengalir saja, karena justru itu yang dibutuhkan. Menyatakan pemikiran, perasaan, dan kondisi secara mengalir, dengan nyaman, tanpa ragu, tanpa judgement. Psikolog juga akan mendorong anda untuk mengenali dan mendefinisikan situasi anda, sehingga bersama-sama akan menemukan respon yang tepat sebagai jalan keluar dari masalah anda. 

Konsultasi saja dulu, pada prosesnya setelah itu psikologlah akan menentukan tindak lanjutnya, misalnya diberikan konseling dan atau psikoterapi.






Bagikan Artikel Ini